Sabtu, 31 Oktober 2009

Cahaya Mulia

tiada cahaya yang melebihi tutur matahari yang kau pacarkan melalui rasmu
terasa roh-roh datang menghampiri aku dan memberikan secarik takdir
untuk membuka pintu larva dengan deritan perlahan
agar cahaya meresap lantai dan dinding tulang rusuk
getir sekali desiran, mendaki atap pundakku hingga membungkus sengau angin yang semilir

pada keagungan aku terapung menjelajahi jagat kulitku
terdengkur dan tervonis atas tengadah pinangku

hm...m...m.
dengan keagungan inilah aku menanjaki langit ketujuh
dan menerawang sendiri isi tempurung kepalaku

demi kau kutulis terik matahari
tentang alang-alang rumah yang rapuh dan alas rumah yang berdebu

kaulah lakon dari petikan jejakku
cahaya mulia

sekayu damai
2009

Tidak ada komentar: