Minggu, 28 Maret 2010
Seperti Dewa
seprti dewa menunggu perintah
menelan setiap sudutsudut pojok
gerah dan pasrah, hanya takdir.....
seperti dewa yang merencanakan wahyu
tanpa doa dan tindakan sesembah
terserah dan sudahlah
seperti dewa hidup dalam kesendirian
layu dan sayu
seperti dewa........
Alek Brawijaya, Maret 2@1@
Sekayu.....
Rabu, 24 Maret 2010
Munafik
Sabtu, 13 Maret 2010
Senandung Mimpi
di batas mata yang penuh dengan doa
menghujat gambar afoerisma
melukis mata air
ricikricik bergema halus setulus dzikir suci
peminta dan pemberi bermain dawai alam
melenting suara angin tenang laksana ku brdiri dalam soraga-nya
dan malaikat menghadirkan seribu bidadari yang membawa cadar ta'aruf-Nya
hah, terlalu deras telaga mimpi ini
kutahu sulit dan akan panjang perjalanan ini
sedangkan mata ini sayu dan hampa
tak ada puncaknya sama sekali
Kamis, 11 Maret 2010
Bingung
tiada henti hari bergema seakan menyihir akhwat dan sarap matahari
jejakjejak berubah menjadi kerak yang berakar
menghalau garis lurus yang tepat bahkan cepat menjadi sangat lambat
relung pikir berputar seakan menolak dan pertanyaan pun mengapung
"apakah tinta telah tercoret dan menjadi tita dan dia tebarkan secarik kehidupan yang beda?"
wah,
jangan sampai membuat aku berpikir sekali lagi
tentang matahari yang terbit dari timur
aku mau dimana........?
jejakjejak berubah menjadi kerak yang berakar
menghalau garis lurus yang tepat bahkan cepat menjadi sangat lambat
relung pikir berputar seakan menolak dan pertanyaan pun mengapung
"apakah tinta telah tercoret dan menjadi tita dan dia tebarkan secarik kehidupan yang beda?"
wah,
jangan sampai membuat aku berpikir sekali lagi
tentang matahari yang terbit dari timur
aku mau dimana........?
Harap yang Tak Perlu
jauh lebih lelap wajah sang bunga
semua pergi, harum dan keindahannya
tiada lagi setangkai daun yang memberikan insan pelengkap
mata pun tak berkelopak, saat memutar kembali ingatan
hanya temaram yang berpusar di mataku
tak berdanya aku memikul taman buram tanpa sehelai pun benang sari pengikat kita
walau telah aku berikan putik saat itu
kau tak sedikitpun memberikan aku peranakan
yang mungkin bisa nantinya ku nobatkan sebagai pegantimu
tak tahu dimana kamu sekarang
aku hanya bisa berharap semoga kita bisa memupuk bunga di taman hati lagi
itu aja.........
semua pergi, harum dan keindahannya
tiada lagi setangkai daun yang memberikan insan pelengkap
mata pun tak berkelopak, saat memutar kembali ingatan
hanya temaram yang berpusar di mataku
tak berdanya aku memikul taman buram tanpa sehelai pun benang sari pengikat kita
walau telah aku berikan putik saat itu
kau tak sedikitpun memberikan aku peranakan
yang mungkin bisa nantinya ku nobatkan sebagai pegantimu
tak tahu dimana kamu sekarang
aku hanya bisa berharap semoga kita bisa memupuk bunga di taman hati lagi
itu aja.........
Langganan:
Postingan (Atom)