kadang sosok penyair peka terhadap ramalannya
tergores dari aksara dan kalimat sajak
hasrat menggugah bayang
tentang pikir dan getaran tangan
bukan realis yang tergambar
dalam coretan lukisan
hanya saja ingat akan waktu
singgah di istana ketiga
w.s.rendra ingtlah tentang sajakmu
"ma bukan maut yang menggetarkan hatiku"
rumput itu telah siap sayang
untuk meninggalkan jejakmu
dari tanah kuning
kaupun menimbun ingatanmu
yang telah habis dimakan usia
sedangkan hanya menunggu dan menunggu
langkah yang datang menghadiri tangis di balik tirai
hanya tersisa harap
jikalah waktu masih ada tetesan
tentang kau kembali lagi
ucapku
singgahlah dengan damai
laksana ilalang menuju atasnya
sekayu...disekolah
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar