dari telinga kiri, angin yang kencang
bergumpal awan hitam
kemilau yang sesekali menyambar dengan suara besar,
mataku, mata hari, atau matamu
yang kuramal dalam mimpi, jajaran nisan.
gemuruh datang menyapaku
hanya kunang-kunang, kado itu
dan rintik air mata, tak ada lagi dzikir
semua bisu, malaikat terbelenggu
dan di manakah tuhan?
hanya pencarian air hujan
debu terhapus, riam menyapu
dan aku dimana?
hanya arus yang penuh dengan karang
deras terhempas, hanyut menepi
hanya kelokan, ada terarah
selamat atau tertanam?
tuhan ada di mana?
hanya desah, khayalan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar